Rabu, 23 Maret 2011

Pesawat Sederhana

Pesawat Sederhana




pesawat sederhana adalah alat-alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan. Ada berbagai jenis pesawat sederhana antara lain bidang miring, tuas, dan katrol. di dalam pembahasan pesawat sederhana ini....kalian akan sering bertemu dengan istilah keuntungan mekanis (KM). keuntungan mekanis merupakan efek dari penggunaan pesawat sederhana yang menyebabkan gaya yang kita keluarkan untuk mengangkat beban sama dengan berat beban dibagi dengan keuntungan mekanisnya.

F = W/KM


W = m.g

keterangan :
F = gaya yang kita keluarkan (N)
W = berat beban yang kita angkat (N)
KM = keuntungan mekanis
m = massa beban (kg)
g = percepatan grafitasi (m/s2)

Jadi semakin besar KM maka gaya yang kita keluarkan untuk mengangkat beban semakin kecil. Hmmm... mengapa bisa demikian?

Hal ini berkaitan dengan usaha/kerja yang kita lakukan. Sebenarnya, pesawat sederhana tidak mengurangi total usaha/kerja yang kita keluarkan untuk mengangkat beban. walaupun demikian jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mencapai hal ini dapat dikurangi dengan menerapkan gaya yang lebih sedikit terhadap jarak yang lebih jauh. ingat :

usaha = gaya x jarak tempuh

Dengan kata lain, peningkatan jarak akan mengurangi gaya yang dibutuhkan.

1. Bidang Miring

bidang miring merupakan sebuah bidang miring yang digunakan untuk memindahkan sebuah benda ke ketinggian tertentu.

Keterangan :
s = panjang bidang miring (m)
h = ketinggian (m)
W = berat beban (N)
F = gaya dorong (N)

F = W x (h/s)
Keuntungan Mekanis (KM) = s/h


Misalnya, berat kotak adalah 800 N berarti untuk memindahkan kotak diperlukan gaya paling sedikit 800 N, ketinggian permukaan bak mobil dari tanah (h) 1,5 m. Usaha yang dilakukan untuk mengangkat kotak tersebut adalah sebagai berikut :

W = F × h = 800 N × 1,5 m = 1.200 Nm

Bagaimana jika menggunakan bidang miring sepanjang 4,5 m? Usaha untuk memindahkan kotak ini adalah sama yaitu 1.200 Nm. Akan tetapi, karena jaraknya (s) lebih besar, gaya yang diperlukan untuk memindahkan kotak melalui bidang miring lebih sedikit.

F = W x (h/s) = 1.200 x (4,5/1,5) = 1.200 x 1/3 = 400 N

Prinsip bidang miring juga diterapkan pada berbagai macam alat buatan manusia seperti baji, kapak, tatah, pisau, obeng, paku, sekrup....juga jalan yang berkelok-kelok di pegunungan.

2. Tuas

Sistem kerja tuas terdiri atas tiga komponen, yaitu beban, titik tumpu, dan kuasa. Tuas dapat dibedakan menjadi 3 jenis. Pembagian ini berdasarkan pada letak titik gaya, titik beban, titik tumpu.

a. Tuas Jenis Pertama

Jenis tuas ini mempunyai ciri titik tumpunya terletak di antara titik gaya (kuasa) dan titik beban.

contoh alat dengan tuas jenis I :
Gunting, catut, tang, pemotong kuku, linggis dll


b. Tuas Jenis Kedua

Jenis tuas ini mempunyai ciri titik beban terletak di antara titik gaya (kuasa) dan titik tumpunya.

contoh alat dengan tuas jenis II :
pembuka botol, gerobak beroda satu, pemotong kertas, pelubang kertas dll.

c. Tuas Jenis Ketiga

Jenis tuas ini mempunyai ciri titik gaya terletak di antara titik tumpu dan titik beban.

contoh alat dengan tuas jenis III :
pinset, pancing, sekop dll


di bawah ini merupakan gambar benda2 yang menggunakan prinsip tuas :


keterangan :
a. tuas jenis pertama
b. tuas jenis kedua
c. tuas jenis ketiga

Rumus-rumus dalam tuas :

F = W x (Lb/Lk)
KM = Lk/Lb

keterangan :

F = gaya yang dikerjakan pada tuas (N)
W = beban tuas (N)
Lb = lengan beban, adalah jarak antara titik tumpu
dengan dengan beban (m)
Lk = lengan kuasa, adalah jarak antara titik tumpu
dengan kuasa/gaya yang dikerjakan (m)
KM = keuntungan mekanis




3. Katrol

Katrol adalah roda berongga yang disepanjang sisinya untuk tempat tali. Katrol sangat baik digunakan untuk memindahkan beban ke atas/bawah. Katrol dapat dibedakan menjadi katrol tunggal tetap, katrol tunggal bergerak, dan takal (katrol majemuk berganda).

a. Katrol Tunggal Tetap

katrol tunggal tetap terdiri dari sebuah katrol yang kedudukannya tidak berubah-ubah (tetap).
Keuntungan mekanis (KM) katrol tunggal tetap = 1
Keuntungan mekanis =1 berarti berat beban = gaya yang kita keluarkan untuk mengangkat beban tersebut.
maka,

F = W

contoh : katrol yang digunakan untuk menimba air.

Trus...klo gaya yang kita keluarkan besarnya sama aja dengan berat bebannya, untuk apa dong fungsi katrol tunggal ini?

Hmm.. katrol jenis ini memang tidak mengurangi besar gaya yang kita keluarkan, namun dapat merubah arah gaya. Bila kita menarik suatu beban dari atas ke bawah tanpa katrol maka kita harus mengeluarkan gaya dengan arah tersebut yaitu dari atas ke bawah sehingga kita kesulitan memanfaatkan berat tubuh kita. sedangkan bila menggunakan katrol (seperti yang terlihat pada gambar di atas...) gaya yang kita keluarkan justru berarah dari atas ke bawah. Hal ini menyebabkan kita dapat memanfatkan berat tubuh kita untuk mengankat beban tersebut jadi tangan kita tidak cepat lelah.

b. Katrol Tunggal Bergerak

katrol tunggal bergerak terdiri dari sebuah katrol yang kedudukannya dapat berubah-ubah (tetap)

Keuntungan mekanis (KM) katrol tunggal bergerak = 2
maka,

F = 1/2.W

Keuntungan mekanisnya = 2 artinya kita hanya perlu mengeluarkan gaya separuh dari berat beban yang kita angkat ( F = W/KM).



c. Takal (Katrol majemuk/berganda)


Takal / Katrol majemuk atau berganda adalah katrol yang terdiri dari sebuah katrol tetep dan satu atau lebih katrol bergerak... katrol ini biasanya digunakan untuk mengankat beban yang sangant berat.

Keuntungan mekanis (KM) takal = Jumlah katrol

F = W/jumlah katrol